Entri Populer

Kamis, 26 Mei 2011

aku percaya

aku percaya
ini bagian dari rencana indahmu
aku pun yakin
jika ini adalah bagian dari caraMU menjaga ku
agar hati ini tidak terlalu banyak dicemari cinta-cinta
sebelum cinta dia yang halal untukku
agar dapat ku menetapkan hati hanya padanya
saat nanti telah KAU ikat kami dalam suatu ikatan suci pernikahan
agar tidak perlu aku terusik oleh cinta masa lalu
saat nanti aku tlah bersama dengannya "jodohku"
seseorang yang telah kau tuliskan namaku dan namanya di Lauh Mahfuzh
seseorang yang merupakan pemilik dari tulang rusukku
seseorang yang kelak akan menjadi ayah dari mujahid-mujahidku
seseorang yang akan menjadi teman berbagi selama sisa usia kami
aku percaya
akan kau jadikan semuanya menjadi indah pada waktunya
dalam keadaan yang penuh berkah dan membahagiakan semua orang
bahkan penghuni langitMU juga

Sabtu, 12 Maret 2011

untuk dia, yang pernah membuatku berharap....

kau...
mungkin,,,
tak cukup pantas untuk ku tangisi
tak cukup baik untuk ku damba
atau mungkin terlalu baik,
dan aku tidak cukup pantas untukmu
tidak mudah,
sungguh tidak mudah
membuangmu begitu saja dari pikiranku
cukup sulit untuk mengembalikan hati ini tidak lagi terjangkiti virusmu
angan initerlanjur melambung
terlanjur menaruh harapan besar tentangmu
sungguh, ingin ku menghapusmu dari ingatan
namun tak bisa begitu saja kau musnah
karna sungguh, khayalku tentangmu berlebih
astagfirullahaladzimm....
ku kembalikan semua padamu YA RABB
aku bersalah telah membuat diriku berpikiran begini
menaruh harapan besar atau mungkin bahkan menaruh hati pada orang
yang belum tentu berjodoh denganku
sucikan hati ini YA ALLAH
hingga nanti kau temukan dengan dia jodohku
jodoh yang sungguh baik untukku
yang sangat cinta kepadaMU, melebihi cintanya terhadap apapun
yang mencintaiku dan anak-anakku kelak
cinta yang karena cinta terhadapMU
yang selalu merangkul kami ke dalam maha cintaMU

sungguh, tidak ada yang tidak mungkin bagiMU jika KAU telah berkehendak
jika kini aku belum cukup pantas,
maka ijinkan aku untuk dapat memantaskan diri suatu saat nanti
ajarkan aku YA RABB
sungguh tak sedikit pun niatan untuk meragukan MU
indahkan akhlakku YA ALLAH
baikkan aku dalam segala sikap dan tingkahku
kuatkan iman yang tertanam dalam dada
agar sungguh tak terbersit niat untuk berpaling dari cintaMU yang agung....

Minggu, 13 Februari 2011

terlalu tinggi anganku tentangmu
seolah-olah kau lah pemilik hati ini
yang akan mengikatku dalam suatu ikatan suci pernikahan
khayalku terlampau jauh
namun kini ku terhempas
tersadar dalam suatu kenyataan pahit
bahwa kau tidak menungguku
ada orang lain disana yang akan dengan sangat terbuka
menyambutmu
tidak sepertiku, yang terlalu tertutup
bahkan untuk ungkapkan bahwa aku bersedia menunggumu
bahwa aku bersedia menunggu perkenalan itu
bersedia dengan segenap jiwaku
AKU TIDAK BISA

ini cukup membuatku frustasi
tapi tetap saja tidak cukup membuatku untuk bisa mengungkapkan
bahwa aku terluka
aku rasakan perih
pada seorangpun
bukan apa-apa
aku hanya tidak tahu bagaimana cara memberitahukannya
sekalipun aku ingin
aq menangis, tangis yang tanpa airmata
aq bersedih, bukan sedih dengan kata-kata
sungguh ku bersedih
aku berharap terlalu banyak
terlalu besar dan cukup untuk ku menelan kekecewaan
kekecewaan tanpa sebelumnya benar-benar aku terhibur
karna kini asa ku tlah pupus
apa aku masih harus menyalahkan diriku sendiri
atas apa yang berlaku sekarang

sungguh...
bersikap benar sebagaimana harusnya pun aku tidak bisa
selalalu begini
selalu terlambat untuk ku menyadari
harus selalu ada yang membuatku merasa terancam baru ku sadar
dan itu selalu terlambat
selalu membuatnya berlalu hingga ku menyadarinya
hingga akhirnya aku selalu harus menjadi pihak yang kalah
pihak yang tersudut sakit
dan hanya bisa tersenyum getir, seraya berkata:
I'm happy with you.... T.T

Jodoh Tidak Akan Pernah Tertukar

Jodoh Tidak Akan Pernah Tertukar

oleh RENUNGAN N KISAH INSPIRATIF pada 19 Januari 2011 jam 11:11

♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Aku teringat kisah seorang teman...

Ia adalah seorang muslimah yg senantiasa terjaga. Hari-harinya senantiasa diisi dengan kegiatan bermakna.. Apalagi kalau bukan mengisi kajian, membaca buku, menulis tausyah dan sebagainya.

Suatu hari, ia memiliki permasalahan dakwah yg begitu besar. Bahkan ia bingung, kepada siapa ia harus meminta bantuan... Tak ayal, dia hanya bisa memohon dalam sujud panjangnya agar segera diberi jalan keluar terbaik.

Tak berapa lama... Ia dikenalkan dengan seorang ikhwan, tepatnya terpaut 6 tahun yg pada saat itu, ikhwan tersebut memberikan bantuan berupa masukan-masukan serta solusi mengenai problema dakwah yg sedang dialami temanku itu.

Saat itu temanku benar-benar berterima kasih serta mengucap rasa syukur sedalam-dalamnya... Karena perlahan problema dakwah yg sedang dihadapi menemui titik terangnya.

Namun, setelah titik terang ditemui.. ternyata menambah sebuah problema baru. Bagaimana tidak, kedekatannya dengan sang ikhwan tersebut.. ternyata memunculkan benih-benih cinta dalam hatinya.

Sungguh, sebenarnya temanku itu tak mau memiliki rasa seperti itu, ia pun ingin membuang jauh-jauh bayangan tentang ikhwan tersebut yg sebenarnya sudah dianggap oleh temanku itu sebagai seorang kakak. Ya! hanya sebatas kakak.

Tapi, apa mau dikata... rasa kagum karena kefahaman ikhwan tersebut akan ilmu agama serta keshalihannya ternyata mampu mengalihkan keimanan temanku itu. Ia selalu uring-uringan dan pada akhirnya hidupnya jadi tak bersemangat lagi.. Kalau dulu, ia bersujud panjang karena rasa khouf-nya yg ada.. kini dalam sujud panjangnya selalu terhadirkan genangan air mata, ingin disatukannya ia dengan ikhwan tersebut.

Sampai suatu hari, ia menceritakan semuanya padaku... dan aku pun mencoba menenangkannya. Ia terus menangis dan menangis sejadi-jadinya. Ia sudah tak tahan lagi terhadap kegalauan perasaannya. Ia takut rasa itu akan semakin mencengkeramnya dengan kuat dan akhirnya terbius oleh hawa nafsu syaitan.

Aku pun mencoba memberikan saran, untuk coba berterus terang terhadap ikhwan tersebut akan perasaan temanku ini yg sebenar-benarnya. Malah kalau perlu langsung menawarkan diri untuk minta dinikahinya. Bukankah Siti Khadijah juga menawarkan diri kepada Rasululloh, hanya saja melalui seorang perwakilan? Apakah menawarkan diri ini disampaikan melalui perwakilan atau secara langsung oleh diri sendiri terserah, asalkan caranya baik & sesuai dengan syariat Islam. Bila ingin maju tanpa perwakilan tentu harus siap dengan satu syarat: harus siap mental!.

Temanku akhirnya paham dan memberanikan diri untuk menawarkan diri terhadap ikhwan tersebut, tentu minta untuk dinikahi.. bukan untuk dipacari. Dan ia sudah siap dengan berbagai kemungkinan yg akan terjadi. Tapi bismillah saja lah, pikirnya. Toh aku bukan meminta pada ikhwan tersebut tapi sebenar-benarnya aku meminta pada Sang Pemilik ikhwan tersebut (red. Alloh), kata temanku.

Dan setelah beberapa lama, aku kehilangan kabar temanku ini. Entah apa yg telah terjadi, namun rasa keingintahuanku begitu membuncah.. Sampai pada akhirnya, aku mendapat kabar darinya.. bahwa ikhwan tersebut telah menikah, dengan akhwat yg lain.

Aku ikut bersedih, tentu ada rasa kekecewaan yg hadir terhadap diri temanku tersebut. Tapi, ketika aku menemuinya, ia begitu tegar.. dan mengatakan "Aku sudah menawarkan diri pada ikhwan tersebut, tapi ikhwan tersebut justru menyerahkan undangan pernikahannya padaku. Aku mungkin telat menawarkan diriku padanya, tapi sungguh aku yakin bahwa jodohku tak akan pernah tertukar oleh siapapun".

Degg... tiba-tiba aku terlemas. Kata-katanya begitu menghujam dalam kalbuku. Ia sungguh wanita sholehah.. Aku yakin, ia akan mendapatkan jodohnya yg terbaik kelak.

Setelah pertemuan itu. Aku tak bertemu lagi dengan temanku tersebut... Kita benar-benar loss contact sama sekali.

***

Kita kembali dipertemukan.. tepatnya ketika aku berkunjung ke toko buku. Ia masih tampak seperti yg dulu, setelah pertemuan terakhirku dengannya setahun yg lalu. Ia pun menghampiriku dan menyapaku, lalu mengajakku untuk mampir ke sebuah rumah makan yg tak jauh dari toko buku itu. Disanalah kita berbincang kembali... kemudian ia menceritakan padaku, bahwa ia sempat ta'aruf namun gagal hingga kedua kalinya. Dengan hanya karena sebuah alasan, bahwa temanku itu adalah seorang "Aktivis".

Aku tak habis pikir mendengar ceritanya, wanita seperti dia, bisa ditolak ikhwan hanya karena alasan itu??!! Huhh..!! aku emosi sekali. Jarang-jarang kan ada wanita yg seperti ini, sudah cantik, sholehah, pemahaman ilmu agamanya banyak dan aktifis dakwah pula. Apalagi sih yg dicari dari para ikhwan tersebut?!

Ahh, itu pasti karena ikhwan tersebut takut menyeimbangi kafaah yg dimiliki temanku ini. Belum maju ke medan perang, ehh.. udah mundur selangkah demi selangkah. Capekkk dah!!

Tapi sekali lagi, tak ada rasa kekecewaan yg muncul dari temanku ini.. meski aku yakin, namanya juga manusia, tentu temanku merasakan sakit yg terdalam di hatinya mengenai kegagalannya berkali-kali dalam menuju gerbang pernikahan.

***

Itu dulu.. ketika 1,5 tahun yg lalu kita bercerita... Tapi lihatlah kini, surat undangan pernikahan berwarna merah telah berada di genggaman tenganku. Akhir dari sebuah perjalanan seorang temanku.

Dan sungguh benar janji Alloh, "Perempuan-perempuan yg keji adalah untuk yg keji pula dan laki-laki yang keji untuk wanita-wanita yg keji, sedangkan wanita-wanita yg baik untuk laki-laki yg baik dan laki-laki yg baik juga diperuntukkan bagi perempuan-perempuan yg baik…” (QS. An-Nur: 26).

Ternyata apapun yg telah Alloh tetapkan bagi manusia merupakan hak-Nya, pasti ada hikmah besar di dalamnya, tergantung bagaimana kita menyikapi.

Dan sebuah pembelajaran bagiku, tentu aku harus yakin seperti temanku ini, keyakinan bahwa "Jodoh tidak akan pernah tertukar". Insya Alloh.

♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

A Letter for my Lover, http://nowilkirin.blogspot.com/2011/01/letter-for-my-lover.html

A Letter for my Lover

oleh RENUNGAN N KISAH INSPIRATIF pada 27 Januari 2011 jam 16:08

♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Mungkin engkau sering bertanya-tanya dalam hati atau mungkin menerka-nerka mengenai perasaanku kepada dirimu untuk saat ini.

Inilah jawaban atas pertanyaanmu itu………….

Kekasihku yang aku cintai karena Allah,

Andaikan engkau tahu seandainya memandang mu tidaklah dosa maka aku akan terus memandang mu.

Andaikan rindu ini adalah halal maka aku akan menghubungimu hingga berjam-jam dan meminta mu untuk datang menemuiku.

Andaikan di saat engkau memegang tanganku, memelukku, dan menciumku ini adalah halal bagi kita berdua. Maka akulah orang yang paling bahagia.

Tetapi ketika kau memegang tanganku dan memelukku dalam hati ku bercampur baur antara bahagia dan takut akan dosa, Andaikan aku bukan orang yang paham akan hukum Allah maka akulah orang yang ingin selalu engkau sentuh dan engkau peluk. Tapi aku sudah tahu hukumnya:

“Janganlah seorang laki-laki berkholwat (berduaan) dengan seorang wanita kecuali bersama mahromnya…”[HR Bukhori: Muslim]

“Seandainya kepala seseorang di tusuk dengan jarum dari besi itu lebih baik dari pada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (Hadits hasan riwayat Thobroni dalam Al-Mu’jam Kabir 20/174/386 dan Rauyani dalam Musnad: 1283, lihat Ash Shohihah 1/447/226)

Apakah engkau tahu setiap hari, setiap menit aku ingat padamu dan berharap engkau menghubungiku.

Tapi yang aku bisa hanya menatap wajahmu dari sebuah foto yang terpajang dalam jejaring social.

Mungkin engkau menganggapku kolot, tapi aku mengetahui satu hal :

”Melepaskan pandangan kepada yang haram akan mengakibatkan kecemasan, kesedihan dan luka di hati. Orang yang bahagia adalah orang yang dapat menundukkan pandangannya dan takut kepada Tuhannya”

Mungkin engkau merasa aku bukanlah orang yang romantis, aku tidak perhatian dan kau tidak pernah aku perdulikan.

Mungkin untuk saat ini aku memanglah begitu karena aku takut akan hukum Allah, bukan hanya aku yang akan Allah beri balasan tetapi kita berdua dan kedua orang tua kita yang membiarkan kita.

Sudah seminggu ini engkau sulit menghubungiku dan ketika engkau tahu nomer telepon ku yang baru, engkau bertanya kenapa aku tidak memberitahumu…

Aku berusaha agar kau tidak menghubungiku sehingga engkau bosan dan dapat meninggalkan aku cepat.

Tapi apakah engkau tahu di dalam hati kecilku….engkaulah orang pertama yang paling ingin aku beritahu. Dan memberikan solusi kenapa nomerku tidak aktiv lagi.

Hari jumat aku sakit demam dan flu,

Tahukah kamu aku ingin sekali engkau datang dan menghawatirkan aku.

Malam itu engkau mengirimiku sebuah pesan bahwa kau tidak datang,…

Tahukah kau, aku ingin sekali membalas pesan mu dan mengatakan aku sedang sakit.

Dan berharap engkau akan datang cepat dengan mencemaskan aku atau setidaknya engkau akan mengirimiku atau menelepon mencemaskan aku.

Berkali-kali aku baca pesanmu dan mencoba membalasnya. Ketika aku mengetik sebuah kata kemudian aku menghapusnya dan terjadi berulang-ulang.

Apakah engkau tahu mengapa aku tidak membalas pesanmu

karena dua buah kata yaitu tidaklah halal. Ya karena hubungan kita tidak halal jadi aku takut Allah akan marah.

Inilah jawaban atas tanyamu………

Engkau datang memberikan aku kebahagiaan dan sekaligus memberikan aku sebuah kecemasan.

Oleh karena itu aku menuliskan surat ini untuk mu kekasihku…….

Dan inilah yang ku rasakan………..

Untuk kekasihku mungkin aku tidak tahu seberapa besar cintamu kepadaku dan apakah aku lah seorang yang berada di hatimu.

Tetapi aku sangat tahu bahwa aku cinta padamu, aku rindu padamu, dan untuk saat ini engkaulah seorang yang berada di hatiku.

Aku berterima kasih kepada Allah telah mempertemukan kita berdua. Dan aku berterima kasih kepadamu sudah menjadi bagian yang menempati ruang kosong di hatiku. Semoga allah merahmati kita berdua. Dan apabila kau tidak bisa bersabar untuk menungguku, mungkin itulah jalan terbaik yang diberikan oleh Allah sehingga kita berdua akan menemukan pasangan yang terbaik untuk kita.

Semoga Allah mengganti kecemasan dan kekecewaan ini dengan sesuatu yang dapat menenangkan di kemudian hari. Amin..

Inilah surat dari hatiku untuk kekasihku yang aku cintai karena Allah.

♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

*apa aku cukup pantas untuk mendapatkan surat ini ya allah...

sungguh aku sangat berharap....